Selasa, 10 Mei 2011

Anda Sudah Pasrah?

Kawan tahu?

50 ribu tahun sebelum kita, manusia beserta langit bumi dan seluruh isinya, diciptakan, Allah Azza wa Jalla telah menuliskan takdir kita. Apa yang akan kita lakukan hari ini, apa yang akan terjadi pada kita hari ini, termasuk rezeki, jodoh, beserta kesenangan dan penderitaan itu sudah ada garisannya.

Jadi kita tidak boleh mengutuk takdir, sejelek apapun itu. Allah membenci hambaNya yang berputus asa dari rahmatNya dan hanya bisa merutuki takdirNya sendiri.

Allah bilang, "Jika kalian tidak ridho atas takdirKu maka keluarlah dari muka bumi dan carilah Tuhan selain Aku."

Seperti apa contohnya mengutuk takdir itu, Kawanku yang beriman? Terkadang kita lupa, kita dengan mudahnya mengatakan, "Ah, coba aku nggak miskin, aku pasti bisa infaq yang banyak," atau pas ujian, "Ini soal  kan gampang, kok gue bego banget sih? Kalo gue isi, pasti gue udah lulus!!!"

Jangan takabur, kawan! Kalian pikir kalian itu Tuhan?! Bukan! Kita hidup sudah dengan rel yang dibuat oleh Tuhan kita!

Lantas, apakah kita harus pasrah saja dan berpikir, "Kalo semua itu udah ada takdirnya, berarti gue tinggal bermain peran dan berjalan sesuai dengan skenario? Kalo gitu, ngapain gue berusaha? Ntar juga jodoh gue dateng sendiri, kerjaan dateng sendiri, kalo takdirnya gue selamat ya gue selamat, kalo takdirnya gue mati ya gue mati, ya kan?"

Tidak salah. Pikiran seperti itu tidaklah salah. Tapi bodoh. Apakah Anda gila?

Coba Anda berjalan di tengah jalan raya yang ramai dengan lalu lalang mobil dan truk dan berpikir seperti itu, sudah tentu Anda punya kemungkinan untuk ditabrak lebih besar daripada orang yang berjalan dengan aman di trotoar!

Coba Anda mencari pekerjaan ke kantor sebuah perusahaan terkenal tanpa memakai pakaian, dalam kata lain bugil! Siapa yang mau menerima Anda sebagai pegawai?! Tentu lebih memungkinkan bagi Anda untuk diterima jika Anda menunjukkan attitude baik dan berpakaian dengan sopan dan sebagaimana mestinya.

Coba pikirkan Anda sedang di usia menikah, dan Anda mengatakan, "Ah gue pengen kawin," tapi Anda hanya menghabiskan waktu di atas kasur, bermalas-malasan dan tidak ada sedikit pun usaha untuk menarik perhatian wanita yang Anda sukai, memakai wewangian dan mempersiapkan mental lalu datang ke rumahnya untuk melamar?! Apakah ada seorang wanita yang mungkin mencintai -atau mungkin menyukai- Anda dengan sikap Anda yang seperti itu?

"Tapi saya kan mengimplementasikan arti kata tawakal?!" Kata siapa?! Siapa yang mengajari Anda bahwa yang seperti itu namanya tawakal? Siapa?! Buka pikiran kalian!

Sadarilah, kawan. Tawakal bukanlah pasrah begitu saja. Pasrah memang harus, karena kuasa Allah adalah mutlak. Innallaha 'alaa kulli syai'in qadiir: Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.

Tapi tawakal adalah berpasrah diri kepada Allah, setelah berusaha dan berdoa! Setelah kita berusaha sampai batas kemampuan kita, lalu kita berdoa kepada Allah agar diberikan yang terbaik atas usaha yang teah kita lakukan, baru kita pasrah!!!

Allah sendiri berfirman di dalam Alquran, "Innallaha laa yughayyiru maa bi qoumin, hatta yughayyiru maa bi anfusihim: Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu berupaya untuk mengubahnya."

Kalau kita sudah menunjukkan itikad dan tirakat untuk mengubah nasib kita, maka Allah akan memudahkan jalannya. Allah adalah Tuhan kita; tempat bergantung dan tempat meminta pertolongan. Tujuh belas kali kita ucapkan itu dalam satu hari!

Dan berdoa, jangan lupa. Allah lebih senang kepada hamba yang datang kepadaNya dalam keadaan lapang, daripada yang terdesak dan terburu-buru. Jadi, kapanpun kita mempunyai waktu luang, sempatkanlah untuk berdoa pada Allah.

Jangan sampai kita berdoa hanya di saat kita 'butuh aja' sama Allah. Lagi musimnya ujian, baru berdoa. Lagi deadline-nya tugas dari guru atau dosen, baru berdoa. Lagi usianya nikah, mau cari jodoh, baru berdoa.

Memangnya Allah itu mesin keajaiban?

Kalau mau jodoh yang baik, yang bisa menerima kita apa adanya, menjadi pendamping hidup di dunia dan di akhirat, ya berdoalah dari sekarang. Kalau mau dimudahkan dalam ujian, tugas, pekerjaan, dan segala urusan, ya berdoalah dari sekarang. Apalagi kalau kita mau masuk surga, selamat dari siksa kubur dan api neraka, ya berdoalah dari sekarang!

Demikian sharing dari saya, semoga bisa bermanfaat bagi kawan-kawan dan handai taulan semua. Mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan supaya bisa selamat di dunia dan di akhirat, masuk surga yang nikmat bersama orang-orang yang shaleh. Amin yaa Rabbal alamiin.

Senin, 09 Mei 2011

Masa Keemasan Islam

Assalamu'alaikum wr. wb.
Dari melihat judul di atas, mungkin sahabat bisa langsung teringat kepada salah satu Khalifah kita, yaitu Khalifah Harun Ar-Rasyid. Ya, beliau merupakan salah satu Khalifah terbaik, membuat Islam dipandang dunia lebih baik. Masa pimpinannya begitu hebat, dengan ilmu beliau dirikan semua sarana-sarana pendidikan, kesehatan dan banyak lagi. Membuat masa kepemimpinan Khalifah Ar-Rasyid disebut juga The Golden Age of Islam atau Masa Keemasan Islam. Bila kita pelajari secara lengkap sejarah dari Khalifah Harun Ar-Rasyid, sungguh luar biasa masa kepemimpinannya.
Pertanyaannya kini adalah mengapa Islam hari ini tidak bisa kembali kepada masa keemasan dahulu? Kita tahu Khalifah Harun Ar-Rasyid membangun kepemimpinannya dengan ilmu, ilmu yang tinggi. Bila kita lihat hari ini, sudah banyak Muslim yang memiliki ilmu tinggi, lalu mengapa tidak bisa seperti masa keemasan dahulu? Sebenarnya bila kita lihat, rasa Islam pada setiap muslim hari ini sudah cukup berkurang, rasa persaudaraan berkurang. Bila seorang muslim melihat saudara muslim lainnya lebih sukses dari dia, maka dia berusaha untuk menjatuhkannya agar dia bisa menjadi lebih tinggi, dia lupa kalau yang dia jatuhkan merupakan saudara muslimnya sendiri. Jadi saat seorang muslim mulai naik kepuncak, ada saja saudara muslimnya yang ingin menjatuhkannya karena tidak senang melihat saudara muslimnya lebih sukses. Banyak yang telah termakan oleh egonya masing-masing. Ingin bisa menjadi seorang yang terbaik, padahal akan lebih baik bila kita bisa naik ke puncak bersama-sama dan mengembalikan masa keemasan Islam lagi. Kuncinya, bila saudara muslim kita ada yang mendapat rizki lebih baik dari kita, jangan malah hasud, tapi ikut senang dan mendoakan untuk kebaikannya. Kita harus bisa ikut bahagia saat saudara muslim kita juga bahagia, jangan hasud. Bila saudara muslim kita ada yang terkena bencana, musibah atau cobaan, sudah kewajiban kita untuk menolongnya, jangan merasa "ah biarin aja, siapa dia. Gue gak kenal ini." jangan malah seperti itu. Tapi tolonglah. Kita pun harus bisa berbagi dengan sesama saudara muslim kita, jangan serakah dengan harta sendiri, karena masih banyak saudara muslim kita yang sulit untuk mencari makan. Ingatlah kafakiran mendekatkan kepada kekafiran, inginkah saudara melihat saudara kita yang fakir menjadi kafir? Pasti tidak ingin kan. Maka bantulah, dan mari kita masuk Surga bersama saudara-saudara muslim lainnya. Rasulullah saw pun saat akan meninggal, bukan istrinya, bukan anaknya yang ia ingat, tapi umatnya, yaitu kita semua. Rasul ingin kita semua bisa masuk Surga.
Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan, mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan karena memang kesalahan adalah milik saya sebagai manusia dan kebenaran datangnya dari Allah.
Mari ciptakan kembali Masa Keemasan Islam
Wassalamu'alaikum wr. wb.